Quarter Life Crisis (2) Menghentikan Keluhan

Setelah keluhan keluhan itu muncul, aku tak bisa mengunkapkan semuanya dengan mudah hanya pada sebagian diriku dan teman-teman. Selain itu hanya pasrah yang kulakukan. Disisi lain ini aku berharap akan ada penyemangat dalam menjalani kesulitan ini. Namun nyatanya hanya kita yang bertanggungjawab pada rasa kita sendiri. Semangat itu tidak muncul dari orang lain, hanya kita. Kita memilih sedih dan khawatir menghadapi hal-hal buruk, hanya kita yang bertanggungjawab atas kebahagiaan kita sendiri.

Keluhan seperti jeratan laba-laba, semakin kita meronta dan bergerak dalam keabsurdan tujuan, kita akan semakin tenjerat. Mungkin kita memutuskan jaring keluhan satu demi satu. Perlu juga sedikit rasa tenang dalam melakukannya. Sulit mungkin iya, tapi berusahalah.

Saat hari ini terasa berat dan menyesakan dada aku hanya mengingat bahwa saat cobaan yang kita temui besar maka setelah cobaan itu terlewati akan berubah menjadi kebahagiaan yang sama besarnya. Aku hanya memikirkan itu saja, melihat jauh kedepan, melihat ke titik saat terlewatinya cobaan, membuat sedikit kebahagiaan itu tergambar. Karena “sesudah kesulitan itu ada kemudahan” QS 94:8

Tinggalkan komentar